Ketahui Faktor Risiko Terjadinya Infeksi Pada Ginjal
|Ginjal pada dasarnya berperan menyaring dan membuang limbah, seperti racun dan garam berlebih. Ginjal juga berpartisipasi dalam homeostasis tubuh dengan mengatur keseimbangan asam-basa (pH), konsentrasi ion mineral, komposisi dan vulme cairan ekstraselular dan tekanan darah. Sama seperti organ lainnya, ginjal juga bisa terinfeksi. Infeksi ginjal merupakan salah satu jenis infeksi saluran kemih, terutama yang menyerang organ ginjal. Kondisi ini akan berpengaruh pada fungsi ginjal. Infeksi ginjal (pielonefritis) disebabkan karena bakteri atau virus yang menyerang ginjal. Umumnya gangguan ginjal berasal dari infeksi yang masuk melalui saluran kemih. Bakteri masuk ke saluran kemih dari saluran untuk membuang urin yang disebut uretra. Kemudian, bakteri berkembang biak dan terus bergerak untuk menginfeksi satu atau dua ginjal sekaligus. Sebelum bergerak menuju ginjal, bakteri juga bisa memicu gangguan lain seperti infeksi saluran kemih (ISK) dan sistitis (radang kandung kemih). Pada kondisi yang lain, bakteri atau virus dari bagian tubuh lain juga bisa menyebar melalui aliran darah ke ginjal. Selain itu, infeksi ginjal juga bisa terjadi akibat efek samping prosedur operasi ginjal. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami infeksi ginjal. Kamu harus simak informasinya di bawah ini.
1. Jenis kelamin
Secara umum, uretra wanita berukuran lebih pendek daripada pria. Hal inilah yang membuat bakteri lebih mudah berpindah dari luar tubuh ke saluran kemih. Posisi uretra yang berdekatan dengan vagina dan anus juga meningkatkan peluang bagi bakteri dari saluran pencernaan, seperti E. coli masuk ke kandung kemih hingga ginjal. Dikutip dari Urology Care Foundation, ibu hamil dengan ISK perlu berkunjung ke dokter segera. Karena infeksi bisa berisiko serius, baik bagi kesehatan ibu atau janin.
2. Penyumbatan pada saluran kemih
Memang penyebab tersumbatnya saluran kemih bisa karena beberapa kondisi. Seperti akibat batu ginjal, tumor saluran kemih, pembesaran prostat (penyakit BPH), atau kelainan struktur saluran kemih. Anak-anak atau orang dewasa yang mengidap refluks vesikoureter, yaitu kondisi yang menyebabkan aliran balik urine dari kandung kemih menuju ke ginjal, juga berisiko terkena infeksi ginjal.
3. Sistem kekebalan tubuh lemah
Seseorang yang memiliki kekebalan tubuh lemah, memang rentan mengalami infeksi. Tidak terkecuali pielonefritis. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada pengidap masalah kesehatan yang bisa melemahkan sistem imun tubuh, termasuk HIV/AIDS, diabetes melitus, dan kanker. Penggunaan obat-obatan tertentu yang menimbulkan efek samping pada sistem kekebalan tubuh juga bisa meningkatkan risiko mengalami infeksi ginjal.
4. Kerusakan saraf
Kerusakan saraf sekitar organ kandung kemih atau pada sumsum tulang belakang bisa menghalangi kamu merasakan tanda dan gejala terjadinya infeksi. Pada umumnya, infeksi ginjal terjadi setelah bakteri berkembang dan menimbulkan infeksi saluran kemih bagian bawah, termasuk pada uretra dan kandung kemih. Jika kamu tidak menyadari perkembangan bakteri dan terlambat menanganinya, tentu bakteri bisa menyebar ke organ ginjal dan menimbulkan komplikasi serius.
5. Penggunaan kateter urine
Kateter urine yaitu alat berupa selang kecil tipis yang dimasukkan ke dalam saluran kencing untuk membantu penggunanya membuang urine secara normal. Dokter akan menggunakannya untuk menangani kondisi tertentu dan membantu prosedur operasi. Namun sayangnya, penggunaan kateter urine dalam jangka panjang berisiko menyebabkan infeksi. Selain pemasangan kateter, penyebab infeksi ginjal juga bisa terjadi akibat efek samping prosedur medis, seperti pemeriksaan sistoskopi dan operasi saluran kemih.
Walaupun faktor-faktor risiko diatas telah dijelaskan, bukan berarti diluar itu, kamu tidak bisa berisiko mengalami infeksi ginjal. Gangguan organ ginjal ini bisa menyerang siapa saja, sehingga kamu harus mewaspadai akan gejala infeksi ginjal. Beberapa gejalanya, yaitu:
- demam dan menggigil,
- nyeri punggung, pinggul, atau selangkangan,
- sakit perut,
- sering buang air kecil,
- perasaan untuk buang air kecil terus-menerus,
- rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil,
- mual dan muntah,
- nanah atau darah dalam urine (hematuria), dan
- urine keruh dan berbau tidak sedap.
Ketika beberapa gejala infeksi ginjal sudah kamu rasakan, sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Selain itu, kamu juga bisa mengonsumsi Herbal Tetes Haseda. Karena Haseda terbuat dari 100 persen bahan alami, yaitu 42 jenis sari buah dan sayur yang di proses menggunakan bio teknologi terpadu selama 9-12 bulan tanpa zat kimia dan bahan pengawet. Haseda berfungsi untuk membantu memperbaiki metabolisme tubuh, memperbaiki peredaran darah dan suplai oksigen, mengoptimalkan penyerapan nutrisi, mendetoksifikasi, meregenerasi sel, memperbaiki fungsi saraf, meningkatkan daya tahan tubuh, stamina, kesegaran, serta gairah. Selain itu, Haseda juga dapat membantu menyembuhkan 88 penyakit, termasuk gangguan pada ginjal. Haseda telah teruji klinis dan sudah mendapatkan izin edar dari BPOM serta label halal dari MUI, sehingga aman dikonsumsi segala usia, ibu hamil dan menyusui.
Konsumsi Haseda 7 tetes di ¼ gelas air putih 3x sehari secara rutin.
Untuk layanan konsultasi dan penjualan, silakan hubungi 0813 6210 1818.
Tonton informasi selengkapnya mengenai kesehatan ginjal pada channel youtube Herba Kencana https://www.youtube.com/watch?v=5PMIBBYDAgM
Facebook : https://www.facebook.com/amanahberkah1919
Instagram Haseda : https://www.instagram.com/hasedaindonesiaofficial/
Instagram Herba Kencana : https://www.instagram.com/herbakencanaofficial/
Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCMYd4NTlS0wzwgNaPTRtKZw