Kenali Seperti Apa Penyakit Parkinson
|Penyakit Parkinson (Parkinson’s disease) adalah kelainan sistem saraf progresif yang memengaruhi gerakan tubuh. Disebut progresif, karena penyakit ini berkembang secara bertahap dan memburuk seiring waktu. Kelainan ini terjadi ketika sel saraf di salah satu bagian otak ada yang mati sehingga tidak menghasilkan cukup dopamin, yaitu bahan kimia otak yang berperan dalam mengendalikan gerakan otot. Akibatnya, kontrol gerakan otot menjadi menurun, sehingga penderitanya kesulitan untuk berjalan, bicara, hingga mengalami masalah keseimbangan dan koordinasi.
Berdasarkan informasi dari Parkinson Foundation, hampir satu juta orang di AS hidup dengan penyakit Parkinson, ini diperkirakan akan meningkat menjadi 1,2 juta pada tahun 2030. Setiap orang mungkin memiliki tanda dan gejala yang berbeda satu sama lain. Secara umum, tanda dan gejala penyakit Parkinson adalah:
- Tubuh bergetar atau tremor, yang biasanya dimulai di tungkai kaki, tangan, atau jari.
- Gerakan melambat (bradikinesia) secara bertahap.
- Otot kaku dan tidak fleksibel, terutama pada lengan, tungkai kaki, atau batang tubuh.
- Keseimbangan dan koordinasi terganggu, seperti postur tubuh menjadi bungkuk dan terkadang menyebabkan terjatuh.
- Hilangnya gerakan otomatis, seperti berkedip, tersenyum, atau mengayunkan tangan saat berjalan.
- Perubahan berbicara, seperti bicara terlalu cepat, cadel, atau lainnya.
- Kesulitan menulis.
Selain tanda yang umum, penderita penyakit ini pun kerap mengalami berbagai gejala fisik dan psikologis lainnya, seperti depresi dan gangguan kecemasan, masalah buang air kecil, sembelit, masalah kulit, gangguan tidur, hingga masalah memori. Gejala-gejala dan tanda-tanda tersebut muncul secara bertahap. Menurut Parkinson Foundation, gejala yang sering terjadi terbagi menjadi 5 tahap, antara lain:
- Stadium 1, dengan gejala ringan dan tidak mengganggu kualitas hidup pengidap.
- Stadium 2, dengan gejala yang mulai memburuk. Ini ditandai dengan sulitnya melakukan kegiatan sehari-hari dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya.
- Stadium 3 yang dianggap sebagai penyakit Parkinson stadium menengah. Pada stadium ini pengidap mulai kehilangan keseimbangan, lebih lambat bergerak, dan mudah sekali terjatuh. Selain itu, pengidap semakin sulit dalam melakukan aktivitas ringan sehari-hari, misalnya saat berpakaian, makan, dan menyikat gigi.
- Stadium 4, dengan gejala yang menjadi lebih berat. Pengidap membutuhkan bantuan ketika berjalan dan melakukan kegiatan sehari-hari.
- Stadium 5 adalah stadium paling lanjut dari penyakit Parkinson. Pengidap tidak dapat berjalan dan akan membutuhkan bantuan seumur hidupnya.
Penyakit Parkinson terjadi ketika sel saraf (neuron) di bagian otak bernama substansia nigra menjadi terganggu atau mati. Bagian otak ini menghasilkan zat kimia otak penting yang disebut dopamin, dan berfungsi mengontrol gerakan di dalam tubuh. Bila sel saraf rusak atau mati, produksi dopamin menjadi terganggu sehingga menyebabkan masalah pada pergerakan. Meski demikian, penyebab matinya sel saraf penghasil dopamin ini masih belum diketahui. Para ilmuwan berasumsi bahwa penyebab penyakit Parkinson adalah kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, para peneliti juga mencatat banyak perubahan muncul di otak pada penderita Parkinson, meskipun tidak jelas mengapa perubahan tersebut terjadi. Perubahan ini termasuk adanya body Lewy, yaitu gumpalan zat tertentu dalam sel otak sebagai penanda mikroskopis Parkinson, serta A-synuclein, yaitu protein alami yang tersebar luas di dalam body Lewy.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit Parkinson adalah:
- Usia lanjut, yaitu di atas 50 tahun.
- Faktor keturunan atau memiliki anggota keluarga yang mengidap Parkinson.
- Jenis kelamin, yaitu pria lebih banyak terpengaruh daripada wanita.
- Paparan racun, seperti herbisida dan pestisida.
- Paparan logam.
- Cedera kepala atau cedera otak traumatis.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab Parkinson memang tidak diketahui pasti. Oleh karena itu, tidak ada cara tertentu yang terbukti dapat mencegah penyakit Parkinson. Namun, beberapa cara berikut mungkin dapat membantu menurunkan risiko Parkinson serta mencegah penyakit ini semakin berkembang. Beberapa cara tersebut, yaitu:
- Menghindari paparan zat kimia berbahaya, seperti herbisida dan pestisida.
- Mengurangi stres.
- Menerapkan pola makan sehat, seperti mengonsumsi banyak sayuran dan asam lemak omega-3.
- Meningkatkan kadar vitamin D.
Omega-3 dan vitamin D terkandung di dalam Herbal Tetes Haseda. Tidak Cuma omega-3 dan vitamin D, Haseda memiliki juga memiliki kandungan omega 6, 9, multivitamin, kalsium, antioksdian, pH8+, zink, enzim, EPA/DHA, serta asam amino. Semua kandungan tersebut bermanfaat untuk memperbaiki metabolisme tubuh, memperbaiki peredaran darah dan suplai oksigen, mengoptimalkan penyerapan nutrisi, detoksifikasi dan regenerasi sel, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan stamina, serta memperbaiki fungsi saraf. Haseda terbuat dari 42 jenis sari buah dan sayur yang diproses menggunakan bio teknologi terpadu selama 9-12 bulan tanpa menggunakan zat kimia maupun bahan pengawet, sehingga Haseda aman dikonsumsi segala usia termasuk balita, lansia, ibu hamil dan menyusui.
Konsumsi Haseda 7 tetes di ¼ gelas air putih 3x sehari.
Untuk layanan konsultasi dan penjualan, silakan hubungi 0813 6210 1818 .
Facebook : https://www.facebook.com/amanahberkah1919
Instagram Haseda : https://www.instagram.com/hasedaindonesiaofficial/
Instagram Herba Kencana : https://www.instagram.com/herbakencanaofficial/
Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCMYd4NTlS0wzwgNaPTRtKZw